1Berita.com – Dalam merespons tudingan dari calon wakil presiden nomor satu, Muhaimin Iskandar, yang meragukan ke-NU-an dirinya setelah mendukung pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, Ketua Umum Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa dirinya sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU tetap mempertahankan kewajaran dan konsistensinya.
Khofifah mengajukan pertanyaan tajam kepada yang meragukan ke-NU-an dirinya, menanyakan apakah mereka pernah berjuang di NU, dalam konteks apa, dan berapa lama. Sebagai pemimpin NU, Khofifah membedakan antara pengurus partai dan pengurus NU, serta meyakinkan bahwa ke-NU-an dirinya tidak dapat dilunturkan dengan cara apapun.
Khofifah menyoroti perbedaan posisi antara dirinya yang merupakan Ketua Umum PP Muslimat NU dan Cak Imin yang merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menjelaskan bahwa pengurus NU adalah entitas yang murni dan tidak dapat dilunturkan oleh afiliasi politik.
Khofifah menyatakan bahwa walaupun ada keraguan dan pertanyaan tentang keputusannya mendukung pasangan Prabowo-Gibran, ia tetap teguh sebagai pemimpin NU.
Sementara menanggapi tudingan tersebut, Khofifah mengajak untuk membangun saling pengertian, menghormati, dan kepercayaan di antara semua elemen. Ia berharap agar semua pihak dapat menjaga sikap saling menghormati dan membangun kepercayaan, menghindari perdebatan yang berlebihan.
Pernyataan ini mencerminkan sikap bijak dan upaya untuk menjaga stabilitas serta kerukunan di tengah perbedaan pandangan politik.
Dalam konteks tudingan Cak Imin, Khofifah menyampaikan bahwa setiap individu memiliki hak demokrasi dalam memilih pasangan calonnya. Ia menegaskan bahwa keyakinan dalam ideologi NU tidak dapat diukur semata-mata dari pilihan politik seseorang.
Meskipun ada keraguan terhadap ke-NU-an dirinya, Khofifah memilih untuk merespon dengan sikap bijak dan menekankan pentingnya saling menghormati dalam perbedaan pandangan politik.