PONTIANAK – Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Papua (HIMAPA) Kalimantan Barat, bekerja sama dengan Rumah Belas Kasih (RBK) dan komunitas Keong Art, menyelenggarakan acara bertema “My Hero” untuk menyongsong satu dasawarsa berdirinya Rumah Belas Kasih. Acara ini juga bertujuan menggalang dana untuk kegiatan Natal bersama yang akan dilaksanakan HIMAPA.
Ketua panitia acara, Ryke Constant Omkarsba, menjelaskan bahwa kegiatan ini rutin diadakan setiap bulan, namun kali ini berbeda karena mengangkat tema khusus tentang pahlawan.
“Ini adalah kali kedua kami mengadakan acara seperti ini, dan untuk pertama kalinya diadakan di luar Rumah Belas Kasih. Tema ‘My Hero’ tidak hanya merujuk pada pahlawan nasional, tetapi juga figur yang berjasa bagi anak-anak di Rumah Belas Kasih,” ujar Ryke, Sabtu (30/11).
Ryke menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya Papua kepada masyarakat Kalimantan Barat melalui seni dan kebudayaan yang ditampilkan HIMAPA.
“Kami menampilkan tarian dan lagu khas Papua, serta tarian Dayak sebagai simbol keberagaman budaya. Kami ingin menunjukkan bahwa budaya Papua dan Dayak bisa berjalan bersama, saling melengkapi,” jelasnya.
Acara yang berlangsung di Waterfront Pontianak ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Selain pertunjukan seni, kegiatan ini juga menampilkan pameran lukisan karya komunitas Keong Art dan penjualan makanan ringan buatan tangan suster pengasuh serta anak-anak Rumah Belas Kasih.
Salah satu pengunjung, Anita, mengungkapkan kekagumannya terhadap acara tersebut. “Saya sangat terkesan melihat keberagaman budaya yang ditampilkan. Ini menjadi kesempatan bagus bagi masyarakat untuk lebih mengenal Papua,” katanya.
Ryke berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat Pontianak semakin menghargai seni dan budaya Papua, serta mendukung perkembangan Rumah Belas Kasih.
“Harapan kami, ke depan lebih banyak masyarakat yang mengapresiasi seni Papua, dan anak-anak di Rumah Belas Kasih dapat terus mengembangkan bakat seni mereka,” tutup Ryke.
Acara ini sekaligus menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas budaya untuk mempererat persatuan di tengah keberagaman Indonesia.