Pesan Jokowi terhadap Serangan Iran: Tahan Diri dan Hindari Eskalasi

1Berita, Jakarta – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengungkapkan pesan Presiden Joko Widodo terkait serangan Iran ke Israel pada akhir pekan lalu.

Pesan tersebut disampaikan oleh Jokowi dalam rapat terbatas mengenai perkembangan situasi global di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, pada Selasa (16/4).

“Bapak presiden menyampaikan dua pesan, yaitu untuk terus melakukan upaya diplomatik agar semua pihak menahan diri dan menghindari eskalasi. Karena eskalasi tidak akan memberikan manfaat kepada siapapun,” kata Retno.

Retno juga menyebut bahwa beberapa pihak saat ini sedang menghitung dampak eskalasi konflik di Timur Tengah terhadap masing-masing negara.

“Hal ini mencakup harga minyak, harga kebutuhan lainnya, serta nilai tukar dolar dan sebagainya, seperti yang kita bahas dalam rapat pagi ini yang dipimpin oleh bapak presiden dan wakil presiden,” ungkapnya.

Kemarin (15/4), Menlu Retno juga telah berkomunikasi melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.

“Saya menyampaikan keprihatinan saya terhadap situasi yang mengkhawatirkan di Timur Tengah,” kata Retno dalam unggahannya.

Dalam percakapan telepon tersebut, Retno juga menegaskan pentingnya bagi semua negara terlibat untuk menahan diri dan meredakan ketegangan.

Serangan udara Iran ke Israel menggunakan sekitar 300 rudal dan drone ke wilayah pendudukan Israel selama akhir pekan lalu.

Serangan ini dipicu oleh serangan Israel terhadap konsulat kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, dua pekan sebelumnya, yang menyebabkan tewasnya dua komandan tinggi Garda Revolusi Iran.

Meskipun efek serangan Iran terbatas karena sebagian besar drone dan rudal berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dengan bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Yordania, serangan tersebut telah menyebabkan sejumlah negara di Timur Tengah menutup ruang udara mereka.

Serangan ini terjadi di tengah agresi yang masih berlangsung dari Israel terhadap Jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023, yang telah menewaskan 33.797 warga Palestina dan melukai lebih dari 70 ribu orang lainnya.